Senin, 23 Oktober 2017

Penjara Belenggu

Terpenjara keadaan..

Aku menangis bukan karena aku lemah, diam bukan karena aku tak menghargai. Kadang aku hanya berfikir apa yang memberatkan hati ini hingga semua berakhir dengan alasan kesalahanku.

Akan ku usaikan permainan ini, aku lelah berada dalam permainan ini. Biarkan aku terbang mandiri, agar dapat ku tela'ah belenggu apa yang mengikat semua bakat-bakat terpendamku.

Aku tak hanya mandiri..
Aku bahkan lebih dari mandi

Terpenjara hati..

Aku tak mau mencintai yang pergi.. Karena pada hakikatnya mencintai yang benar adalah mencintai yang hadir bukan yang pergi..
Cinta tak harus terluka.. Tak harus menangis.. Tak harus menunggu.. Jika berat lepaskanlah, jika tak sanggup katakanlah.. Karena cinta bukan hal yang untuk di fitnah.. Karena hati bukan hal yang untuk dipermainkan..

Aku tak sanggup berbalik kembali
Tak mampu berjalan melangkah
Tak berani hanya diam membungkam

Lalu..

Apakah aku harus hidup dalam mimpi?
Hidup dalam bayang-bayang?
Bernafas dalam kesempitan?
Melangkah pada posisi yang sama?
Aku akan pergi.. Tak mau mencintai yang pergi..
Aku kan hadir.. Mencintai seseorang yang hadir..
Mempertahankan yang bertahan..
Memperjuangkan yang berjuang..
Mencintai yang cinta..
Merindukan yang rindu..
Karena itubyang benar..



Terpenjara kesalahan

Aku pernah menolak yang mungkin tulus
Pernah membentak yang mungkin lembut
Pernah menyalahi yang mungkin benar

Bahkan aku selalu menyesal walaupun hasil yang kuterima memuaskan bagi orang..
Tidak untukku..

Menyesal pernah menolak tanpa memilih..
Menyesal telah menolak dengan kesalahan..

Hingga aku terjelaskan dengan kesalahan yang telah ku pilih pergi..
Hingga aku tersalahkan dengan kejelasan yang kupilih telah pergi..

Yang telah ku tinggalkan kini diam..
Yang telah ku acuhkan kini pergi..
Yang telah ku tolak kini hilang..

Rabu, 11 Oktober 2017

Hanya tentang ketakutakan ku

Apa yang harus aku lakukan?
Jika aku tau kamu hanya main-main dengan hati yang bersungguh-sungguh ini??
Apa yang harus aku perbuat??
Jika dahulu kau yang memulai awalnya dan kini kau yang mengawali akhirnya??
Apa aku harus selalu berbaik hati, sedang pada sisi sakit lainnya aku selalu di hujani rasa kecewa yang bertubi-tubi.
Apa nasibku akan sama seperti bekas-bekas cintamu terdalu, yang berakhir kandas dan tak bahagia hingga akhir perjalanan nantinya?? Akhir pencarian dan menetap memiliki satu sama lainnya??

Selalu saja harapan indah aku hayalkan, harapan kecewa aku takutkan. Antara itu aku harus siap, aku tau manusia tak akan mampu mengkehendaki, hanya saja aku berharap yang terbaik akan ku terima lapang dada.

Aku terlalu berharap. Tak heran jika kini kecewa mengandrungiku.
Aku sangat bahagia, lalu kamu pergi perlahan pasti, hingga aku merasa sepi tanpa hadir yang telah kamu biasakan silam.

Kamu hebat, sayangku tumbuh tanpa syarat.
Kamu beruntung, kenapa?? Karena hingga saat ini, saat kamu menghilang, kamu tetap memiliki hatiku yang terlalu banyak menolak hatihati tulus di luaran sana.
Kamu pengecut, kamu telah merebut hatiku tanpa permisi, mengisi kesayanganku tanpa tau aturan baik, menyelami hayalku dengab rasa takut untuk kecewa.
Kamu tak bertanggung jawab, telah membuat aku jatuh sejatuh-jatuhnya akan sayangmu, lalu kau hilangkan jejakmu perlahan lupakan aku. Kamu jahat.

Awalnya aku tak pernah berfikir, akan nasibku setelah semua telah terjadi..
Yang ku tau saat itu, aku bahagia dan merasa berarti memiliki kasih sayang darimu.. Namun, kini, aku merasa berputar 360• dimana keadaanya tidak biasa saja sebelum kau memulainya, kini keadaanku kelut, jalanku terjam curam,  pikirku koyak mengambang, radarku tak bersinyal, rasaku hangus tersirami, anganku tersita tak kembali..
Entahhh.. Entahlahh.. Bukan kamu yang kucari, ternyata bukan kamu, walau berharap itu kamu, namun aku hanya mengandungi rasa kecewa lagi, aku bukan prioritas bagimu, aku hanya debu yang selalu saja hinggap walau kamu telah menyapunya. Maafkan rasaku yang tulus ini. 😌

Minggu, 08 Oktober 2017

Mentok dihati saat ini

Sepertinya, berhenti di kamu.

Kadang aku tersipu malu, aku tersenyum saat terdiam sepi, khayal melayang selalu melintasi awang-awang penglihatanku. Seperti berbintang-bintang yang sedang terukir terbang berputar- putar di atas kepalaku.
Malu, aku malu dan tersenyum sendiri. Malu pada diriku, konyolnya aku. 😊
Ku ulangi mengingat semua tentang mu, walau ku tau itu sangat membuat pipi ku merona, sangat menjadikan aku malu tak menentu. Tapi aku cukup bahagia.
Aku memilih lupa, tapi aku kembali ingat saat semua yang kulakukan selalu saja bersama pikiranku, yaa pikiranku yang hanya berisikan kata manis tentang mu.

Kamu mulai membuka mataku untuk cinta, menyingkap kebutaanku untuk rasa, meluruskan empatiku untuk rindu.
Seperti sedang kau bimbing, aku berjalan pada cahaya terang milikmu, jalan lurus hatimu, tadah luas kediamanmu. Tanpa ada kendala, aku mengenalmu tanpa rencana, menyayangimu tanpa mencoba, memilikimu tanpa kata sumpah, bersamamu akan ku usahakan mulai dari detik itu.
Aku lupa untuk hal lain, karena cerminku hanya punya satu pantulan. Aku malas untuk sesuatu yang lain, karena kini simpang-simpang keraguanku itu telah hilang menjadi lurus tanpa pucat dan cacat.

Minggu, 24 September 2017

Hanya ungkapan wanita biasa 😍

Seperti pada lagu

Rasa ku selalu timbul tenggelam, hanya karena terlalu berperasaan dengan apa yang aku dengar. Perasaanku terlalu lembut, hanya karena alasan yang ku buat sendiri untuk mencintai seseorang. Bila dirasakan aku semakin sensitif, hanya karena yang kumau masih terombang bisu dalam aliran air yang entah bermuara pada hatiku atau mungkin hati keindahan lain.
Bila sedang ku nikmati cintanya, aku sering berbuat konyol yang tak berarti apapa, membuat kejadian bodoh yang tak berhirau pada dunia yang sedang menertawakanku. Saat ku tersiksa rindunya, selalu saja ku cari syair yang menggambarkan keadaanku agar sedikit dari rasamu dapat kuobati lewat nyanyian ciptaan orang. Merasa berperasaan dengan kata manis sebuah lagu yang entah di peruntukkan untuk insan di bumi yang mana.
Butaku karena terlalu sayang, sakitku karena terlalu rindu, kecewaku karena terlalu menunggu waktu, sayangku karena terlalu banyak alasan indah tentangmu.
Aku wanita, namun banyak orang berharap aku ini seorang pria. Aku wanita berperasaan, tak hanya kata rayu yang ku lontarkan, kata rayu ku berisi kenyataan. Kenyataan bahwa aku benar benar sayang.
Berharap kau baca, kau tatap, kau tela’ah bagian-bagian kata yang ku tulis indah untukmu. Aku tau kau sulit mengerti cinta, kau sulit menggantung kecewa, kau sulit peka akan rasa wanita, tapi aku tetap yakin, ada hari dimana kau menikmati semua puisiku untukmu, hari itu akan jadi hari bahagiamu, dimana kau sadar bahwa kau menjadi satu alasan semua yang menjadi buah dari pikiranku.
Aku bukan penyair, bukan sastrawan, bukan penggombal kakap, bukan wanita perayu, bukan gadis manja, bukan haus cinta. Aku hanya namaku yang tau namamu, aku hanya diriku yang mencoba mengerti dirimu, aku hanya perasaanku yang ingin selalu indah hingga dunia berkata saatnya kau untukku di keabadian nama Tuhan.
Kamu tak seperti lagu
Kamu tak seperti puisi
Kamu tak seperti inspirasi
Kamu aspirin, kamu ketagihanku, kamu cambuk alasanku, kamu seisi pikiranku, kamu yang kini ki inginkan.
Tuhan, jangan buat rasa cintaku yang terlalu dalam untuknya menjadikan imanku terlenyuh kepadaMu, jangan biarkan aku membuat Kau cemburu lalu memberhentikan rasa antara kami, ini kuniatkan untuk mencari sunnah Muhammadku, menuju janji suci yang akan kujalani dengan indah menuju amalan-amalan yang akan membuat kami menuju syurgamu

Alasanku hanya tentang kamu

Pilihan hatiku

Aku mempunyai judul tersendiri untukmu
Tak sama dengan mereka yang dekat denganku, memang aku juga punyai judul untuk mereka. Tapi judulmu jauh lebih indah dari mereka.
Aku pernah mengagumi seaeorang, pernah perduli kepadanya, mencintainya, bahkan tak ingin kehilangannya. Namun cerita ku berakhir tanpa keinginan. Aku memang bukan untukknya. Karena ada yg lebih pantas untukku.
Dan karena ada yg bisa membuatku lebih bahagia nantinya.
Kini kamu buka kembali rasaku, rasa yang telah lama kukubur bisu. Ku tanggapi rasamu dengan manis, kali ini aku berhati hati, aku melihat mu dengan teliti,  aku takut terjerumus lagi pada sang kecewa. Ku beranikan diriku menyapa sosokmu. Walau aku begitu malu untuk melangkah. Bukan karena kau telah lama mengenalku. Karena kini ada getaran aneh yang menyambar pada sederet keingintahuan ku tentang mu.
Dan akhirnya aku tau, bahwa kau hanya mainmain,
Sungguh ini bukan permainan yg lucu sayang, aku benarbenar ada dalam kekosonganku saat itu, aku takut, kecewa dan di kecewakan. Aku takut mengecewakan dan terkecewakan. Kau selalu datang dan pergi tanpa ingin singgah dan berlari, apa yang bisa kuperbuat? Jatuhku telah memilih namamu, sayangku telah hinggap pada senyummu, tapi mendungku selalu saja dengan alasan takut kehilangan dirimu.

Menyapa mu

Ada ribuan warna untuk bisa menggambarkan sosokmu
Kau mungkin tadah yang kini sedang menampung kelemahanku.
Menelaah bait demi bait keluhan keluhan dari mulutku.
Kau juga pembicara untuk dunia ku
Dengan sederet judul dari permainan katamu
Atau kau mungkin atap untuk ku teduhi sebagai makhluk sosial yang menumpang jalan dan menghadirkan kenangan.
Hay sayang, wujudmu sederhana tapi kau adalah cahaya untuk prosesku menuju dewasa.
Aku tak dapat berkata lagi, sederet reinkarnasi ku telah memaparkan bahwa ku bangga punyai dirimu yang sederhana.
Bahkan aku tak dapat membelalakan mata ku untuk dunia yg lebih luas, hanya karena mengenal namamu.
Karena kau sayang aku mengerti diriku. (teman)

Aku benar-benar cintaπŸ’πŸ’

Aku bukan si munafik yang hanya berbicara cinta, bila sudah jatuh, akan lama bagiku untuk lupa.. Bila sudah berharap, aku lebih memilih berharap separuhnya, selebihnya akan ku sisahkan untuk Tuhanku, berjaga-jaga bila suatu saat nanti kau pergi karena alasan kebahagiaan yang bukan diriku. Namun bukan itu yang ingin aku sampaikan saat ini, aku hanya berharap semuanya tak hanya cerita kosong, janji buta nan belaka, tapi semuanya adalah doa, doa yang benar benar kuat antara dua tiang yang letaknya sangat jauh untuk menompang satu janji yang mungkin sangat dekat. 😘😘😘

Jumat, 22 September 2017

My hate

My Hate

By@cahayamata

Selalu saja di akhiri dengan kebencian, penyesalan, luka, lelah, dan tiada alasan yang bisa membuat lengkung senyum dihatiku lagi. Aku berfikir ini adalah bahagiaku, ini akhir dari tangisku, ini kesempatan baik untukku berubah. Namun semakin jauh aku berjalan, semakin aku terluka. Sering aku berfikir untuk bahagia, menjalani hidup penuh tawa, tenang, nyaman, tanpa ada gangguan lagi. Namun, hanya udara yang dapat kusentuh. Tanpa ada nyata yang membuat aku merasa tenang. Tanpa ada kata yang mampu membuatku lega. Tanpa ada cerita bahagia yang membekaskan tawa untuk kini dan esok.
Aku. Aku adalah pesakit yang pemasalah. Pemaaf yang pendosa. Pekerjakeras yang penyerah. Tuhan, sayap yang tak lagi utuh milikku kini semakin patah, semakin tak bertenaga, semakin hancur berterbangan. Tuhan, jerit tangis kembali membuat relung hatiku panas, hadir lagi untuk mencoret satu dekade rencana tawaku untuk esok.
Tak ada lagi lagu cinta, lagu bahagia, nyanyian tawa, nyanyian rindu, nada penyemangat, nada pengorbanan. Tiada lagi yang tersisa Tuhan. Tuhanku ... Aku lelah... Hanya itu yang selalu saja kuucapkan. Tolong jangan lelah untuk mendengarkananya.
Rasanya hancur tuhan, benar-benar hancur. Mengikisi kedalaman tenangku, mengerogoti sisa kesunyian yang kumiliki. Apa tak ada setetes kelembutan yang dapat mendinginkan kelelahanku. Tak adakah sederet rajut kata yang bisa melenyapkan lelahku.



Sabtu, 26 Agustus 2017

Favoritku


By @CahayaMata


Entah darimana awalnya, kini di penghujung hariku selalu tertera nama dia dalam doaku. Layaknya aku seorang pemain dalam skenario, ialah sutradara yang mengatur lakonku. Tak secara langsung, namun hatiku bergerak oleh kata yang diucapkan hatinya. Aku mengaguminya bukan karena magnet yang ia punyai, atau karena kesimplean yang dia gunakan untuk harinya. Kagumku terhadapnya juga tak begitu terang layaknya siang pukul 12 teng teng. Hanya seredup sabit pada malam ketika lingkar bulan tak sempurna. Tetap terang, namun tak semencolok sang kemuning siang.
Dia, aku tak tau kapan akhir dimana aku akan membenci namanya, dirinya, wajahnya, semua tentangnya, dan apapun yang menyangkut dirinya. Yang ku tau kini, aku menyayanginya, ingin selalu berada didekatnya, bersamanya, selamanya.  Aku mungkin memang lucu, kadang aku terlalu jatuh untuk cinta, dan terlalu bangkit untuk lupa. Kadang aku juga begitu gampang mencintai dan sulit melupakan. Entah kategori apa yang kini aku mainkan, yang ku tau aku memang jatuh sejatuh jatuhnya pada dasar dimana hatinya hanya ada aku dan kenangan manis saja.
Tak hanya makanan, minuman, hobby atau apalah namanya,  aku juga punyai orang favorit dalam diriku, Dia..  Yeahh.. Dialah orang FAVORIT untuk hatiku. Aku menulis namanya untuk daftar impianku, menjadikan dirinya tema dalam tulisanku, menyebutkan namanya pada Tuhanku disetiap sholatku. Aku tau kau bukan cahaya, kau bukan pelita, atau gemintang nan mempeson. Kau seorang biasa, seorang pendosa sepertiku, seorang pemimpi sama sepertiku, kau sama seperti aku yang ingin bahagia dan dibahagiakan.
Tuhan, labuhkan hatiku pada hatinya. Labuhkan hatinya pada hatiku.
Catat namanya dalam hatiku dan catat namaku dalam hatinya.
Sejadahku masih menunggu untuk di imami olehnya. Mukenahku masih mencari tangan yang akan disalaminya.
Begitu banyak hayalan indah tentang dia, cerita indah yang belum terlaksana, aku tak ingin merasakannya, sungguh.. Karena aku tak ingin kecewa nantinya, tapi inilah aku, bila aku mulai mencintai.. Aku akan tanggung kosekuensiku nanatinya.  Bila aku akan sakit tak bersamamu, mungkin kau akan lebih baik bersama orang lain.  Bila aku merasa baik dengan yang lain, mungkin itu yang terbaik untukmu. Namun bila kitalah yang benar benar terbaik, alangkah bersyukurnya aku Tuhan menyatukan bahagiaku, menguatkan ikatanku, mengeratkan kasih sayangku.
Dia, aku mencintainya.
Menyayanginya.
Merindukannya.
Menginginkannya.
Sekali dan selamanya.
Terimakasih Allah kau berikan rasa ini untukku.

Jumat, 25 Agustus 2017

Yang Terdekat yang Menjauh



Semua telah ku lakukan
Mempercayai setiap kata yang selalu tak berujung kenyataan
Semua sudah ku terima
Mengharapkan ada satu kata yang bisa menenangkan setangkup kelelahanku
Semua hampir ku mengerti
Melakukan apa yang mereka suka dan melupakan keinginan terbesarku
Semua selalu ku terima
Membohongi hati dengan keterpaksaan yang mungkin bisa membuat mereka merasa bangga
Semua sedang ku jalani
Meniti tangga tersulit dalam setiap langkah kecil kaki lemahku
Semua mampu ku lalui
Menanggapi kecewa selagi aku bisa membuatnya merasa puas
Semua usai ku jajahi
Mencoba memahami diri dan belajar egois pada mereka yang menyakiti
Semua berhenti ku pahami
Merelakan luka yang telah lama ku pendam dalam diam
Semua pudar ku rasakan
Menghapus keadaan sakitku agar aku bisa terlihat bahagia untuk mereka

Tuhan..
Adakah ujung dari daftar ini?
Adakah akhir dari posisi ini?
Adakah tempat dari derita ini?

Sedang denganku mereka semua (DERITA ITU)  telah menemukan tempat Kenyamanan yang abadi

Tuhan..  Jangan biarkan aku tersakiti lagi

Penjelajah Mimpi


By@CahayaMata

Menjelajah dengan cinta
Melangkah dengan keikhlasaan
Menelusuri tapak-tapak bisu dengan keyakinan
Siang bertabur guyuran peluh matahari
Malamnya berkawan dengan kelip gemilang nan mempesona
Satu langkah untuk satu janji
Satu janji demi sebuah mimpi
Berjalan dengan bernyanyi, melantunkan kata konyol untuk membekaskan kenangan hari esok
Tak sama dengan rumah ... Kenyamanannya sugguh satu kata yang istimewa.
Bekumpul untuk satu keinginan
Janji berjaya sampai akhir jalan nanti
Tanpa belenggu, sembilu, dan hujatan kaum iri yang menggonggong
Nikmati sisa malam dan siang bersama, menatap langit gemintang terang yang menenangkan
Tapaki semak belukar, tebing lereng keberanian, pegang erat tangan tanpa terlepas, walau mentari telah membakar kedinginan
Yakin akan janji rindu yang akan ternikmati
Bersama atap biru yang kini terlihat berbeda
Jejak kaki yang biasanya ragu nampak sangat berani
Aku mau....  Menjelajah lagi...  Mencintai lagi... Memperhatikan dan diperhatikan lagi....
Aku rindu.... Bercerita bersama....  Berjalan bersama....  Menangis bersama....
Tanpa jejak tanpa kawan
Bersama cerita bersama bahagia
Kan ku tulis nanti kembali ceeitaku bersama mereka
Cerita yang lebih bahagia dari sebelumnya
Cerita yang sangat bahagia tanpa duka rindu
Karena aku berdiri bersama mereka
Tanpa kata lagi
Tanpa rindu lagi

Bermimpi Lagi


By@cahayaMata

Detik pertama...
Selanjutnya...
Dan sederetan waktu yang akan terlalui nantinya...
Bolehkah aku menyimpan harap?
Pada detik sang jarum waktu yang selaku berputar.
Yang mengatur keseharian laku dunia.
Tuhan, jika masih ada waktu untukku, apa kisah hidupku nanti bisa menjamin kebahagiaanku?
Bahagia dari luang waktu yang selama ini penuh dengan kebisingan.

Tuhan segala yang mencoba mendekat, selalu saja menjauh dalam satu hentakan. Tak hanya Satu, tapi semua.  Ini salahku?
Atau Kau ingin mengingatkan ku, Ini  belum waktu yang tepat untukku bermain-main?
apa  hujan di pipiku tak cukup jelas untuk membuktikan sakitnya aku?
Apa aku hanya boleh merasakan pedihku saja?
Yang telah kunikmati dalam beberapa waktu lalu.

Apa aku tak boleh berharap lebih pada kebahagiaan yang telah dunia ciptakan?
Itu tak hanya untuk orang lain, Bukan?
Untukku pasti masih tersisa?
Walau secuil kesempatan.

Jangan kecewakan aku lagi,
Kali ini aku benar-benar ingin bahagia.
Tertidur dengan mimpi indah.
Terbangun dengan kenyataan indah.