Rabu, 11 Oktober 2017

Hanya tentang ketakutakan ku

Apa yang harus aku lakukan?
Jika aku tau kamu hanya main-main dengan hati yang bersungguh-sungguh ini??
Apa yang harus aku perbuat??
Jika dahulu kau yang memulai awalnya dan kini kau yang mengawali akhirnya??
Apa aku harus selalu berbaik hati, sedang pada sisi sakit lainnya aku selalu di hujani rasa kecewa yang bertubi-tubi.
Apa nasibku akan sama seperti bekas-bekas cintamu terdalu, yang berakhir kandas dan tak bahagia hingga akhir perjalanan nantinya?? Akhir pencarian dan menetap memiliki satu sama lainnya??

Selalu saja harapan indah aku hayalkan, harapan kecewa aku takutkan. Antara itu aku harus siap, aku tau manusia tak akan mampu mengkehendaki, hanya saja aku berharap yang terbaik akan ku terima lapang dada.

Aku terlalu berharap. Tak heran jika kini kecewa mengandrungiku.
Aku sangat bahagia, lalu kamu pergi perlahan pasti, hingga aku merasa sepi tanpa hadir yang telah kamu biasakan silam.

Kamu hebat, sayangku tumbuh tanpa syarat.
Kamu beruntung, kenapa?? Karena hingga saat ini, saat kamu menghilang, kamu tetap memiliki hatiku yang terlalu banyak menolak hatihati tulus di luaran sana.
Kamu pengecut, kamu telah merebut hatiku tanpa permisi, mengisi kesayanganku tanpa tau aturan baik, menyelami hayalku dengab rasa takut untuk kecewa.
Kamu tak bertanggung jawab, telah membuat aku jatuh sejatuh-jatuhnya akan sayangmu, lalu kau hilangkan jejakmu perlahan lupakan aku. Kamu jahat.

Awalnya aku tak pernah berfikir, akan nasibku setelah semua telah terjadi..
Yang ku tau saat itu, aku bahagia dan merasa berarti memiliki kasih sayang darimu.. Namun, kini, aku merasa berputar 360• dimana keadaanya tidak biasa saja sebelum kau memulainya, kini keadaanku kelut, jalanku terjam curam,  pikirku koyak mengambang, radarku tak bersinyal, rasaku hangus tersirami, anganku tersita tak kembali..
Entahhh.. Entahlahh.. Bukan kamu yang kucari, ternyata bukan kamu, walau berharap itu kamu, namun aku hanya mengandungi rasa kecewa lagi, aku bukan prioritas bagimu, aku hanya debu yang selalu saja hinggap walau kamu telah menyapunya. Maafkan rasaku yang tulus ini. 😌

Tidak ada komentar:

Posting Komentar