Jumat, 22 September 2017

My hate

My Hate

By@cahayamata

Selalu saja di akhiri dengan kebencian, penyesalan, luka, lelah, dan tiada alasan yang bisa membuat lengkung senyum dihatiku lagi. Aku berfikir ini adalah bahagiaku, ini akhir dari tangisku, ini kesempatan baik untukku berubah. Namun semakin jauh aku berjalan, semakin aku terluka. Sering aku berfikir untuk bahagia, menjalani hidup penuh tawa, tenang, nyaman, tanpa ada gangguan lagi. Namun, hanya udara yang dapat kusentuh. Tanpa ada nyata yang membuat aku merasa tenang. Tanpa ada kata yang mampu membuatku lega. Tanpa ada cerita bahagia yang membekaskan tawa untuk kini dan esok.
Aku. Aku adalah pesakit yang pemasalah. Pemaaf yang pendosa. Pekerjakeras yang penyerah. Tuhan, sayap yang tak lagi utuh milikku kini semakin patah, semakin tak bertenaga, semakin hancur berterbangan. Tuhan, jerit tangis kembali membuat relung hatiku panas, hadir lagi untuk mencoret satu dekade rencana tawaku untuk esok.
Tak ada lagi lagu cinta, lagu bahagia, nyanyian tawa, nyanyian rindu, nada penyemangat, nada pengorbanan. Tiada lagi yang tersisa Tuhan. Tuhanku ... Aku lelah... Hanya itu yang selalu saja kuucapkan. Tolong jangan lelah untuk mendengarkananya.
Rasanya hancur tuhan, benar-benar hancur. Mengikisi kedalaman tenangku, mengerogoti sisa kesunyian yang kumiliki. Apa tak ada setetes kelembutan yang dapat mendinginkan kelelahanku. Tak adakah sederet rajut kata yang bisa melenyapkan lelahku.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar