Sabtu, 26 Agustus 2017

Favoritku


By @CahayaMata


Entah darimana awalnya, kini di penghujung hariku selalu tertera nama dia dalam doaku. Layaknya aku seorang pemain dalam skenario, ialah sutradara yang mengatur lakonku. Tak secara langsung, namun hatiku bergerak oleh kata yang diucapkan hatinya. Aku mengaguminya bukan karena magnet yang ia punyai, atau karena kesimplean yang dia gunakan untuk harinya. Kagumku terhadapnya juga tak begitu terang layaknya siang pukul 12 teng teng. Hanya seredup sabit pada malam ketika lingkar bulan tak sempurna. Tetap terang, namun tak semencolok sang kemuning siang.
Dia, aku tak tau kapan akhir dimana aku akan membenci namanya, dirinya, wajahnya, semua tentangnya, dan apapun yang menyangkut dirinya. Yang ku tau kini, aku menyayanginya, ingin selalu berada didekatnya, bersamanya, selamanya.  Aku mungkin memang lucu, kadang aku terlalu jatuh untuk cinta, dan terlalu bangkit untuk lupa. Kadang aku juga begitu gampang mencintai dan sulit melupakan. Entah kategori apa yang kini aku mainkan, yang ku tau aku memang jatuh sejatuh jatuhnya pada dasar dimana hatinya hanya ada aku dan kenangan manis saja.
Tak hanya makanan, minuman, hobby atau apalah namanya,  aku juga punyai orang favorit dalam diriku, Dia..  Yeahh.. Dialah orang FAVORIT untuk hatiku. Aku menulis namanya untuk daftar impianku, menjadikan dirinya tema dalam tulisanku, menyebutkan namanya pada Tuhanku disetiap sholatku. Aku tau kau bukan cahaya, kau bukan pelita, atau gemintang nan mempeson. Kau seorang biasa, seorang pendosa sepertiku, seorang pemimpi sama sepertiku, kau sama seperti aku yang ingin bahagia dan dibahagiakan.
Tuhan, labuhkan hatiku pada hatinya. Labuhkan hatinya pada hatiku.
Catat namanya dalam hatiku dan catat namaku dalam hatinya.
Sejadahku masih menunggu untuk di imami olehnya. Mukenahku masih mencari tangan yang akan disalaminya.
Begitu banyak hayalan indah tentang dia, cerita indah yang belum terlaksana, aku tak ingin merasakannya, sungguh.. Karena aku tak ingin kecewa nantinya, tapi inilah aku, bila aku mulai mencintai.. Aku akan tanggung kosekuensiku nanatinya.  Bila aku akan sakit tak bersamamu, mungkin kau akan lebih baik bersama orang lain.  Bila aku merasa baik dengan yang lain, mungkin itu yang terbaik untukmu. Namun bila kitalah yang benar benar terbaik, alangkah bersyukurnya aku Tuhan menyatukan bahagiaku, menguatkan ikatanku, mengeratkan kasih sayangku.
Dia, aku mencintainya.
Menyayanginya.
Merindukannya.
Menginginkannya.
Sekali dan selamanya.
Terimakasih Allah kau berikan rasa ini untukku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar